Sometimes gue terjebak dalam keadaan marah, kecewa, mules
tapi gak tau harus gimana. Gue gak pinter menenangkan diri sendiri dan akhirnya
sepakat melepaskan beban yg seringkali nyangkut di kerongkongan itu dengan
menangis sejadi-jadinya.
Gu e bingung sama manusia. Capek banget rasanya jadi makhluk
sosial. Kemaren gue sampe mual gara-gara terlalu lama bergaul sama manusia,
memaksakan senyum selama berjam-jam ternyata bikin mual.
Kalo udah begini pertanyaan yg tersisa di benak gue adalah:
kenapa? Kenapa manusia bisa begitu? Kenapa gue harus bergaul sama manusia?
Kenapa gue gak bisa menghadapi manusia?
Ini udah lewat seminggu dari my period tapi gue masih merasa
muak sama kejadian-kejadian dua minggu lalu tentang manusia, yg gue pikir itu
hanyalah emosi imbas dari ketidak harmonisan hormon di tubuh gue saat itu.
Ternyata memang ada yg salah.
Gue berusaha menjawab semua pertanyaan bertema ‘kenapa?’ itu
dengan tidak menyudutkan diri gue seperti biasa. Kesalahan bukan di gue, tapi
di manusia-manusia itu. Gue rasa sebagai seorang manusia yg belum merasa cocok
dengan tindak tanduk manusia lain, gue itu udah terlalu baik sama manusia lain.
Bahkan saat gue nangis sejadi-jadinya pun gue rela nutupin muka gue pake bantal
supaya manusia-manusia sekeliling kamar kos yg super sempit ini gak terganggu.
Padahal itu satu-satunya cara yg bikin gue lega. Sekarang lo bayangin aja
kehidupan gue, bahkan di saat gue pengen melegakan pikiran gue, gue masih
memikirkan tenggang rasa, bukan semata-mata karena nilai PPKN gue sempurna di
rapot SD, tapi memang itu yg seharusnya dilakukan sama makhluk sosial: tenggang
rasa, gotong royong, dan lainnya.
Tapi apa yg dilakukan manusia-manusia lain? Mereka
memaksakan kehendak. Mereka hanya peduli pada kepentingan mereka sendiri.
Mereka menjaga perasaan diri sendiri, memasukkannya ke dalam peti, kemudian
brankas, kemudian mobil jaguar, kemudian truk tronton buatan jerman. Lalu
mereka mengemudikan seenaknya. Gak peduli sama perasaan manusia lain yang
memang dari sananya ditaro di avanza.
Manusia, tolong bersikap seperti halnya manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar